OPINI– Di tengah hingar bingar kampanye Pilkada Mesuji 2024, isu-isu supranatural dan mistis kembali mencuat ke permukaan. Perbincangan ini mengingatkan publik pada dua peristiwa mengejutkan yang pernah mengguncang panggung politik Mesuji: kematian mendadak Wakil Bupati Ismail Ishak pada 2016 dan kondisi pucat yang dialami Ruswandi, calon Bupati Mesuji, pada 2011 sebelum meninggal dunia. Hingga kini, dua kejadian tersebut masih menjadi sumber spekulasi, terutama ketika dihubungkan dengan rumor mistis dalam kontestasi politik di daerah ini.
Kematian Wakil Bupati Ismail Ishak yang tiba-tiba pada tahun 2016 menyisakan banyak tanda tanya di kalangan masyarakat. Meskipun laporan resmi menyatakan bahwa tidak ada indikasi kejanggalan, spekulasi terkait kekuatan supranatural terus bergulir. Beberapa pihak mencurigai adanya campur tangan mistis yang berkaitan dengan persaingan politik pada waktu itu.
Serupa dengan kejadian tersebut, pada 2011, Mesuji juga diwarnai oleh kabar mengejutkan ketika Ruswandi, seorang calon bupati, terlihat pucat saat kampanye terakhirnya. Tak lama berselang, Ruswandi meninggal dunia, memicu berbagai spekulasi yang hingga kini masih dipercaya sebagian masyarakat. Sama seperti kematian Ismail Ishak, insiden Ruswandi pun dikaitkan dengan hal-hal mistis yang dianggap sering mewarnai politik di Mesuji.
Kini, dalam panasnya Pilkada Mesuji 2024, rumor tentang kekuatan mistis kembali menghantui. Beberapa masyarakat percaya bahwa ada kandidat yang menggunakan jasa paranormal untuk memperoleh kemenangan dalam persaingan politik. Kabar-kabar ini, meskipun belum terbukti, terus berkembang dan menambah nuansa mistis yang seakan sulit dipisahkan dari realitas politik lokal.
Namun, di tengah kemajuan zaman, rumor seperti ini seharusnya tak lagi menjadi faktor penentu dalam memilih pemimpin. Mesuji saat ini membutuhkan pemimpin yang mampu memberikan kebijakan nyata, bukan pemimpin yang bergantung pada taktik-taktik mistis atau kepercayaan supranatural. Sayangnya, kepercayaan terhadap hal-hal semacam ini masih mengakar kuat di sebagian masyarakat, terutama dalam situasi politik yang penuh tekanan dan persaingan.
Rumor ini berpotensi mengaburkan esensi sebenarnya dari kampanye politik, yang seharusnya berfokus pada program kerja dan visi pembangunan daerah. Alih-alih terjebak dalam kabar mistis, masyarakat Mesuji perlu lebih kritis dan menilai para kandidat berdasarkan rekam jejak serta program kerja yang mereka tawarkan, bukan berdasarkan spekulasi yang tak berdasar.
Baca juga:
Tony Rosyid: Tiga Capres Mulai Adu Gagasan
|
Pilkada 2024 seharusnya menjadi ajang kompetisi yang bersih dan sehat. Kandidat yang bertarung harus berani tampil dengan transparansi, menjauhkan diri dari taktik-taktik yang tidak etis, serta menjaga integritas demokrasi. Begitu juga dengan masyarakat, yang harus berperan aktif dalam menjaga proses demokrasi tetap jujur dan terbebas dari kabar-kabar mistis yang tidak jelas sumbernya.
Kepercayaan pada proses demokrasi adalah kunci. Masyarakat Mesuji yang telah melalui berbagai tantangan perlu lebih bijak dalam menyikapi informasi, terutama di era digital ini. Pilkada 2024 adalah momentum untuk memilih pemimpin yang membawa perubahan nyata, bukan yang terjebak dalam spekulasi dan rumor mistis yang tak berujung.
Baca juga:
Rekam Jejak Anies di Jakarta
|
Mesuji, 14 Oktober 2024
KMR 007
Penggiat Pemilu
Sumber;
https://mesuji.frn.co.id/pilkada-mesuji-antara-taktik-politik-dan-sentuhan-mistis https://www.kupasmerdeka.com/2016/10/wakil-bupati-mesuji-meninggal-dunia-secara-misterius/ dan
https://lampung.tribunnews.com/2011/09/15/terakhir-kampanye-wajah-ruswandi-terlihat-pucat